Minggu, 05 Juli 2009

Gus Dur dan Kiai Pakistan

Ketika Gus Dur masih menjabat sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, menurut cerita Gus Dur sendiri, tepatnya di acara Seminar yang diselenggarakan oleh IPPNU Cabang Rembang di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Leteh Rembang. Di PBNU pernah pernah kedatangan seorang ulama dari negeri Pakistan. Di sela-sela pertemuannya dengan Gus Dur, Kyai Pakistan itu minta sesuatu kepada Gus Dur.
"Tolong Gus, perintahkan pada umat Sampeyan agar mengirim Fatekah kepada warga Pakistan. Karena warga Pakistan tengah tertimpa musibah!" pinta Kyai Pakistan pada Gus Dur.
"Inna lillah..... Musibah macam apa yang sedang menimpa negerimu?" tanya Gus Dur.
"Pakistan kini tengah dipimpin oleh Perdana Menteri wanita!" jawabnya sangat serius.
Lantas Kyai Pakistan itu menjelaskan tentang Sabda Nabi, bahwa sebuah musibah jika ada negeri yang dipimpin oleh kaum wanita. Dasar berhadapan dengan Gus Dur, justru Gus Dur tidak sependapat jika wanita tidak boleh memimpin. Menurut Gus Dur, larangan wanita memimpin itu dicanangkan oleh Nabi dengan kondisi saat itu, yang mana seorang pemimpin harus kuat dan perkasa. Kekuasaannya nyaris mutlak. Berbeda dengan saat ini, sebuah kebijakan pemerintahan harus dijalankan berdasarkan sistem, misalnya dengan kabinet atau parlemen, tidak sendirian. Banyak diantara kabinet itu rata-rata laki-laki, jadi wanita memimpin tidak lagi mutlak. Mendengar jawaban Gus Dur yang demikian, Kyai Pakistan itu tetap ngotot.
"Sudahlah, pokoknya kami minta dikirimi surat Fatekah! Gitu saja!"
Gus Dur tersenyum, dan permintaan Kyai Pakistan itupun diturutinya dengan senang hati.

Gus Dur Suka Tidur Saat Rapat

Semua orang maklum, Gus Dur tidak pernah mau berhenti beraktivitas. Ketika masih menjabat Ketua Umum PBNU, Presiden RI, Ketua Dewan Syuro PKB, Gus Dur tak henti-hentinya berakrtivitas. Beliau sering keluar masuk kampung, pesantren hingga ke seluruh pelosok negeri. Dan Gus Dur pun jarang capek. Padahal menurut ajudannya, Gus Dur tidak pernah minum jamu. Hal itu dibenarkan oleh istrinya, Ibu Hj. Sinta Nuriyah. Pernah seseorang menanyakan langsung kepada Gus Dur dan orang-orang dekatnya, apa kiatnya agar Gus Dur kuat dalam bekerja.
Rupanya, menurut pengakuan Gus Dur kiatnya adalah makan dan tidur yang cukup. Jika merasa mengantuk, Gus Dur seketika itu pula akan tidur, meskipun dalam rapat. Rupanya, inilah jawaban terhadap pertanyaan banyak orang tentang mengapa Gus Dur seringkali tertidur pada saat berlangsungnya suatu acara, sekalipun acara itu sangat penting.
"Kalau ingin tidur, ya tidur saja. Kok mekso-mekso," cetusnya suatu ketika.
Bahkan, masih menurut Gus Dur, beliau membiasakan berdo'a yang diambil dari salah satu surat Al-Kahfi, tepatnya ayat ..... yang artinya : .....
Kiat do'a ini memang benar-benar dipraktekkan oleh Gus Dur. Sebagai bukti, ketika beliau mengisi sebuah ceramah di seminar yang diselenggarakan oleh IPPNU Cabang Rembang yang menggagas tentang Islam Liberal, Gus Dus juga didaulat untuk berdo'a. Do'anya ya surat Al-Kahfi itu diulang-ulang sampai tiga kali.