Desa Sarang Rembang berada di pinggir sepanjang pantai utara.
Sehingga mata pencaharian warga adalah mencari ikan di laut. Pada suatu masa,
masyarakat desa Sarang tengah kesulitan mendapakkan ikan dari melaut. Ikan
sulit didapatkna dari laut, sehingga masa itu disebut masa paceklik ikan.
Dengan kondisi seperti itu perekonomian warga mulai terganggu. Penghasilan
untuk kebutuhan sehari-hari menurun drastis.
Dalam kondisi paceklik seperti itulah masyarakat dikejutkan dengna
banyaknya ikan di sungai yang membelah desa Sarang. Banyaknya ikan yang ada di
sungai secara tiba-tiba langsung tersebar seantero desa Sarang. Sehingga
masyarakat Sarang pada turun ke sungai untuk mencari ikan. Ikan yang didapat
tidak lain adalah ikan bandeng. Bukan lele, sepat, kutuk, atau lainnya. Masyarakat
terheran-heran, dari mana gerangan ikan bandeng tersebut?
Setidaknya hari itu masyarakat Sarang sedang panen bandeng. Mereka
pada bergembira mendapat rejeki ikan bandeng yang tidak terduga-duga datangnya.
;
Sebelumnya, di hari yang masih pagi sekali, Kiai Imam bersama
seorang santri tengah menengok kolam tambak miliknya yang tengah berisi bandeng
siap panen.
Tiba-tiba Kiai Imam menyuruh kepada santri untuk melakukan sesuatu
yang tak terduga.
“Cung, bedah tanggul kola ini!”
Perintah Kiai Imam.
Kang Santri tampak kaget. Karena jika dibedah, ikan di kolam pasti
pada kabur ke sungai desa. Namun Kang Santri tidak berkutik.
“Nggih Kiai!” Jawab santri.
Tidak lama kemudian, tanggul kolam berhasil dibedah. Dan ikan-ikan
bandeng pada pada berhamburan mengalir ke sungai. Si santri hanya bisa melongo
tak mengerti.
“Mengapa ikan-ikan ini dibuang ke sungai?” Batin santri.
Sementara Kiai Imam tampak senang, tersenyum lega. Setelah itu Sang
Kiai beranjak pulang.
Sepeninggal Kiai Imam, Kang Santri memiliki ide untuk menutup
kembali tanggul kolam. Maka segera ia menutup kembali tanggul kolam itu.
Kang Santri tersentak kaget, tiba-tiba Kiai Imam sudah ada di
belakangnya.
“Lho, kok ditutup kembali. Ayo buka saja, biar ikannya mencari
teman!” Kata Kiai Imam.
Kang Santri segera membuka kembali tanggulnya, hingga ikan bandeng
pada mengalir bebas ke sungai.
Belakangan Kang Santri baru tahu, bahwa masyarakat Sarang hari itu
tengah bergembira memanen bandeng. Padahal saat itu sedang musim paceklik ikan.
Pahamlah ia kini. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar