Senin, 31 Agustus 2009

KH. SYAHID KEMADU : Canda Kyai Syahid

Suatu hari, seorang pria setengah baya, pekerjaan PNS yang kehidupannya sangat sederhana namun sangat cinta pada kyai datang ke Kyai Syahid Kemadu. Dia 'sowan' tidak punya maksud apa-apa selain bersilaturrahim. Ia ingin mendengar sepatah dua patah kata meluncur langsung dari lisan Kyai Syahid yang ditujukan pada dirinya. Diharapkan, pertemuannya nanti membawa kesejukan hati, setelah melewati hari-hari yang melelahkan, yang penuh dengan cobaan. Namun kali ini ia gagal bertemu Kyai Syahid, karena tamunya hari itu terlampau banyak. Tentu tidak nyaman menambah repot Kyai Syahid yang sudah sepuh dan tampak kerepotan itu.
Ketika hendak kembali pulang, ia bertemu dengan seorang santri senior. Tiba-tiba tamu itu dapat ide untuk bertanya.
"Mas, bagaimana cara agar ketemu langsung dengan Kyai Syahid?" tanya tamu itu.
Rupanya santri yang ditanyai itu paham akan arah pertanyaannya.
"Begini saja Pak. Sebelum berangkat dari rumah, kirimi dulu Kyai Syahid dengan bacaan Surat Al-Fatikah!" jawab santri.
Tamu itu percaya betul dengan apa yang disebutkan oleh santri.
Maka, pada suatu hari, tepatnya hari Jum'at, usai sholat Jum'at ia hendak sowan lagi ke Kyai Syahid. Dengan sungguh-sungguh, dibacalah surat Al-Fatikah yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian kepada Kyai Syahid.
Benar saja, hari itu dia berhasil menghadap Kyai Syahid secara sendirian. Betapa orang tadi sangat bersyukur, bisa ditemui Kyai Syahid dalam keadaan cerah dan segar bugar.
"Alhamdulillah....Alhamdulillah...," ucap Kyai Syahid menentramkan.
Sang tamu hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum senang. Tak ada kata-kata yang pantas diucapkan kecuali hanya diam, menunggu Kyai Syahid berkata lebih dahulu.
"Bapak ini putranya berapa?" tanya Kyai Syahid setelah berbasa-basi sebentar.
"Anak saya tiga orang, Kyai!" jawab sang tamu pelan.
"Sudah umur berapa mereka?"
"Yang pertama umur 17 tahun, yang kedua 12 tahun dan yang ketiga umur 8 tahun!"
"Alhamdulillah........!" ucapnya lagi sambil mempersilahkan tamunya minum kopi.
Hening sejenak.
"Berarti bapak ini lebih mulia dari saya....?" kata Kyai Syahid tiba-tiba.
Sang tamu tampak terkejut. Ditunggunya penjelasan lebih lanjut, apa maksud dari ucapan Kyai Syahid.
"Bapak sudah punya putra tiga orang dan sudah besar-besar semua.....," kata Kyai dengan terbata-bata namun jelas.
Kyai Syahid menatap tamunya dengan senyumnya yang khas, lalu lanjutnya : "Sedangkan saya baru punya dua anak dan masih kecil-kecil!"
Sang tamu tertawa terkekeh, memahami arti guyonan Kyai Syahid. Ia sangat mengerti, bukan maksudnya Kyai Syahid tidak mensyukuri putranya yang baru dua dan masih kecil, tapi rupanya Kyai Syahidlah yang mengajak dirinya untuk belajar mensyukuri dengan apapun yang telah diberikan oleh Allah SWT pada dirinya. Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar