Kamis, 27 Mei 2021

SALEH SOSIAL PARA WALI ALLAH


Semua orang sudah pada faham, bahwa Wali Allah adalah kekasih Allah. Orang yang sangat dekat dengan Allah. Ibadahanya pada Allah begitu luar biasanya, sehingga sulit diikuti oleh orang awam. Anggapan banyak orang bahwa kedekatan Wali dengan Tuhannya adalah karena ritualnya tersebut.

Jika kita melihat kisah-kisah Wali Allah, justru yang menonjol dari para wali itu adalah karena perilakunya. Atau istilah umumnya adalah saleh sosial. Karena saleh ritualnya para wali tidak lagi diragukan kualitasnya, sehingga jarang orang yang mengungkap.

Contoh saleh sosial para wali ini adalah sebagaimana penulis ceritakan pada tulisan lainnya. Yaitu kisah Kiai Imam Sarang yang membuang bandengnya ke sungai. Kiai Imam yang pengasuh Pondok Pesantren MIS Sarang ini begitu mudahnya membuang ikannya ke sungai dengan maksud agar dipanen oleh masyarakat. Ini adalah salah contoh saleh sosial yang tidak biasa, alias luar biasa.

Contoh lainnya, Imam Hasan Basri yang hidup di rumah susun di kota Basrah Irak, bertetangga dengan orang Nasrani yang berada di tingkat atasnya. Tidak disangka, di kamar Imam Hasan menetes air dari atas. Dari kamar mandinya orang yang bertempat di atasnya. Syeh Hasan Basri diam saja, tidak melapor pada yang bersangkutan. Sang Imam hanya menampung dan membuangnya keluar. Hingga suatu hari Imam Hasan sakit. Dan tetangga Nasrani yang bertempat di atasnya menengok Imam Hasan. Barulah sang tetangga tahu, bahwa selama ini air kamar mandinya menetes di kamarnya Imam Hasan. Dan yang mengejutkan, hal itu berlangsung selama 20 tahun. Akhirnya si tetangga masuk Islam.

Masih ada contoh lainnya. Peristiwa unik terjadi pada masa Kesultanan Murad. Ada seorang tua yang suka membeli minum-minuman keras di toko-toko. Sehingga masyarakat mengenalnya sebagai pemabuk berat. Ternyata, si kakek melakukan itu adalah untuk dibuang isinya di toilet, untuk mengurangi jumlah minuman di toko, agar tidak dibeli pemuda. Istrinya mengingatkan, nanti dikhawatirkan tidak ada tetangga yang mengurus jika si kakek meninggal. Karena si kakek dikenal sebagai pemabuk berat. Tapi si Kakek tenang saja, katanya nanti yang mengurus dirinya kala meninggal adalah seorang Sultan. Benar saja, si kakek meninggal di jalan. Tidak ada orang yang peduli. Sehingga lewatlah Sultan Murad dan tentaranya. Sebagai seorang muslim yang baik, Sultan membawa pulang jenazah itu ke rumahnya untuk di urus. Dan Sultan mendengar cerita istrinya, tentang kebiasaan kakek yang memborong minuman keras. Dan kelak yang akan mengurus jenazah Si Kakek adalah seorang Sultan. Sadarlah Sultan Murad, jenazah di depannya itu adalah seorang Wali Allah. Segera masyarakat di beritahu. Dan mereka dengan senang hati mengurus jenazah Si Kakek yang ternyata bukan orang sembarangan.

Tentu, sekecil apapun saleh sosial harus dilatih dan dipraktekkan, walaupun itu sekedar menyingkirkan duri yang mengganggu di jalanan. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar