Jumat, 23 April 2010

KH. ABDURROHMAN WAHID: Walinya Gus Dur

Ada maqolah yang mengatakan bahwa : "Laa ya'riful waali illal waalii" yang artinya kurang lebih: Orang tidak akan tahu tentang kewalian seseorang kecuali orang itu sendiri adalah wali Allah.

Ada wali Allah yang memang kelihatan wali, ada pula yang selama hidupnya tidak menampakkan seorang wali, atau baru ketahuan sebagai wali Allah ketika sudah meninggal dunia.

Umumnya orang menganggap seseorang itu sebagai wali Allah karena terkaan saja. Hal itu timbul karena banyak orang yang terlalu mengagumi karena kehebatannya dalam beribadah, ilmunya atau kejadian-kejadian aneh yang mendukung kewalian seseorang. Atau menirukan ucapan orang lain yang dianggap lebih tahu tentang walinya seseorang, walaupun sesungguhnya belum tentu ucapannya itu 100% benar. Repotnya.... yang bercerita tentang kewalian seseorang itu sendiri belum tentu wali.

Menurut KHA. Mustofa Bisri, jika ada orang yang merasa dekat dengan Allah dan merasa sebagai Wali Allah, berarti orang itu 'Wali Kesiangan'. Justru seorang Wali sungguhan itu tidak merasa bahwa dirinya adalah Wali.

Berbicara soal wali ini, Gus Dur adalah termasuk tokoh yang dianggap sebagai wali oleh umatnya.

Menjelang Pemilihan Presiden 1999 di MPR, Gus Dur didengung-dengungkan orang sebagai seorang Wali Allah. Syahdan, Gus Dur berhasil jadi presiden. Gaung kewalian Gus Dur kian menggema. Sampai-sampai Kang Sobari yang juga karibnya Gus Dur bertanya langsung kepada yang bersangkutan.

"Gus, anda dianggap orang sebagai Wali Allah, bagaimana menurut Gus Dur?" tanya Kang Sobari.

"Orang yang menganggap saya itu wali Allah, berarti orang itu tidak bertanggung jawab!" jawab Gus Dur sambil terkekeh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar