Suatu ketika KH Hasyim Asya’ari silaturrahim ke sahabat-sahabatnya di Kajen Pati Jawa Tengah. Antara lain Kiai Thohir, KH Salam, dll.
Silaturrahim ke Kiai Salam diantar oleh Kiai Thohir. Didapatinya Kiai Salam tengah mengajar anak-anak kecil yang masih belajar membaca Alquran. Kiai Hasyim bersembunyi untuk beberapa saat, menunggu sampai mengajinya selesai. Barulah kemudian muncul dan bercengkerama dengan Kiai Salam.
Usai silaturrahim ke Kiai Salam, tampak wajah Kiai Hasyim murung. Seperti ada duka mendalam tampak di wajahnya.
“Kiai, ada apa gerangan? Kenapa bersedih?” Tanya Kiai Thohir.
”Bagaimana tidak sedih. Aku melihat Kiai Salam begitu istiqomah mengajar anak-anak kecil.”
”Lalu?”
”Aku rindu mengajar anak-anak kecil seperti Kiai Salam.”
Tentu saja Kiai Thohir keheranan. Seorang Kiai besar macam Kiai Hasyim yang murid-muridnya adalah Ulama-Ulama besar di Jawa, masih rindu mengajar anak-anak kecil. Konon mengajar anak-anak kecil keutamaannya sungguh besar.
(Diceritakan kembali oleh KH Yahya Cholil Staquf, saat mengisi Mauidhoh Hasanah di Haflah Maulid Nabi dan Haul Kiai Nawawi dan Masyayikh di Madin Nawawiyyah Tasikagung Rembang, Sabtu 5 Februari 2011) (Ali Shodiqin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar