Jumat, 26 Agustus 2011

Makanan Halal atau Haram?

Betapa seorang penguasa tidaklah ringan hisabnya kelak di hari kiamat. Dia menanggung beban yang tak terkira, walaupun dia adalah penguasa yang baik. Bagaimana jika penguasa itu adalah penguasa yang korup? Saya hubungkan kisah ini dengan penguasa adalah karena merekalah yang memiliki kesempatan luas mengeruk harta kekayaan negara dengan cara yang haram.

Buku kecil “Kisah-Kisah Langka dan Ajaib” yang diterjemahkan oleh Abdul Kholiq dari penerbit Daarus Salaam Kertosono mengisahkan seorang laki-laki yang tidak tenang hatinya gara-gara sedulit makanan yang dimakan ibunya dulu. Bagaimana jika hal itu dilakukan para pejabat dan kroco-kroconya dalam menguras uang rakyat?

Kisah ini dari Abu Yazid Al Basthomy, bahwa ia beribadah kepada Allah sudah beberapa tahun lamanya tetapi ia tidak merasakan kesenangan dan kemanisan dalam beribadah, lalu ia mengunjungi ibunya dan mengatakan padanya:

“Wahai Ibuku! Sungguh aku dalam beribadah dan taat belum pernah merasakan kemanisan dan kesenangan, maka renungkanlah apakah bunda pernah makan sesuatu dari makanan haram ketika aku berada di perut ibu atau ketika aku menyusu?”

Lalu ibunya merenung dalam waktu yang lama, kemudian mengatakan :
“Wahai anakku, ketika kamu masih berada di perutku, aku naik ke rumah bertingkat, aku lihat bejana berisi keju, maka aku ingin memakannya, lalu aku makan keju itu kira-kira seujung jari tanpa seijin pemiliknya.”

Lalu Abu Yazid mengatakan: “Hal itu tidak lain kecuali ini, maka kumohon pergilah ibu pada pemiliknya dan beritahukan hal itu padanya.”

Kemudian ibunya pergi pada pemiliknya dan memberitahukan hal itu padanya, maka pemiliknya mengatakan: “Itu halal bagi kamu.”

Lalu ibunya mengabarkan padanya tentang hal itu, maka sejak itulah ia merasakan kesenangan dan kemanisan dalam taat dan beribadah.

(Ali Shodiqin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar