Jumat, 26 Agustus 2011

Jadilah Orang Murah Hati dan Memaafkan

Terkadang orang itu harus memiliki hati yang lembut, belas kasihan, dan mudah memaafkan. Tidak seperti sekarang ini, orang suka main hakim sendiri, dan terkadang menghukum berat orang kecil gara-gara kesalahan kecil, mencuri misalnya, padahal ia tengah dilanda kelaparan. Betapa ketidakadilan di dunia ini sangat jomplang.

Sementara banyak pembesar yang korup besar hanya dihukum ringan bahkan bebas. Bisa dibayangkan, seperti apa kira-kira hisab antara pejabat kaya yang korup dengan orang miskin yang teraniaya di dunia. Sebuah kehidupan yang sia-sia untuk pembesar yang korup, padahal hidup itu singkat, tahu-tahu ia tua, dan tidak memiliki jabatan. Sementara perjalanan menuju akherat sangat panjang.

Buku kecil “Kisah-Kisah Langka dan Ajaib” yang diterjemahkan oleh Abdul Kholiq dari penerbit Daarus Salaam Kertosono mengisahkan seorang pejabat yang baik, yang pemaaf.

Dikisahkan, bahwa Raja Bahrom pada suatu hari keluar untuk berburu, maka ia melihat keledai liar, lalu keledai itu diikuti sampai ia lepas dari pengawalnya. Akhirnya raja dapat menangkap keledai itu dan turun dari kudanya karena hendak menyembelih keledai.

Sementar itu, tiba-tiba dilihatnya ada seorang penggembala yang datang dari padang pasir.

“Wahai penggembala! Tolong peganglah kudaku ini agar aku dapat menyembelih keledai ini,” pinta Raja Bahrom.
Maka penggembala itu memegangnya dan sang Raja sibuk menyembelih keledai. Sementara itu raja melirik maka dilihatnya si penggembala sedang memotong permata yang ada di pipi kudanya, maka raja berpaling pura-pura tidak tahu sampai si penggembala mengambilnya. Dalam hati raja berkata: “Sesungguhnya melihat aib itu juga termasuk aib.”

Setelah rampung, Raja kembali naik kudanya dan bertemu dengan para pengawalnya.
“Wahai Baginda Raja yang berbahagia! Di manakah permata yang ada di pipi kuda tuan?” Tanya salah satu mantrinya.

Maka sang Raja hanya tersenyum, lalu mengatakan: “Diambil oleh orang yang tidak akan mengembalikannya dan diketahui oleh orang tidak akan menceritakannya. Oleh sebab itu barang siapa diantara kalian semua ada yang melihat dibawa oleh seseorang maka jangan menyindir, menegur padanya dengan apapun.”

(Ali Shodiqin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar